Jumat, 29 Mei 2015

Biarkan airmataku mengalir pergi

Ada saatnya kita tak bertanya di tiap tikungan
Melihat yg berlalu, saat kita menatap kesedihan
Dimana rumah dan tempat berpijak kami berlalu...

Sayangku, jiwaku, hatiku, istriku
Saat kau menatap tulisan ini, dimana dan ketika airmata mengukir kalimat kesedihan, saat ku terjerembab dan terasing di riuh nya ..
Saat aku berpikir dimana aku berada tanpa jejak , saat ketidak adaan , saat tak teranggap

Tetes airmata ku yg sulit menuliskan nya, dia mengalir meninggalkanku, menjauhiku.

Tergoresnya hatiku mengetahui aku bukanlah siapa" , bahkan airmataku pun berpamit..

Memandangmu tidur, memandangmu senyum , memandangmu riang, sungguh membuatku kuat, sungguh membuatku bahagia.

Belum dapat kujanjikan kebahagiaan untukmu sayangku, putriku ,putraku ,.

Sungguh seandainya langit menghujani aku dengan airnya, takkan bisa menandingi airmata kesedihanku (kebahagianku).

Biarkan airmataku mengalir pergi melewati pipiku dan menetes ke bumi , lalu biarkan ia menguap keatas, kelangit, keangkasa, keharibaanya ,menemui Sang Penguasa , biarkan ia bercerita ,biarkan ia bernyanyi kesedihan pemiliknya di hadapan MU.
Biarkan ia menggocangkan langit ,biarkan ia bertutur, biarkan ia ....

Hanya airmata ini yg bisa menceritakan dan menceriakan ku ...istriku